Jumat, 19 Juli 2013

MEMBENTUK JIWA PEMENANG


Salam
Mari kita panjatkan puja dan puji, juga kita haturkan sholawat dan salam,,,,,,,,,,,,,,,

Entah profesi apa pun kita, sebagai seorang pemula, atau profesi dibidang apapun, sadarilah bahwa kita dilahirkan ke dunia dengan potensi yang besar untuk menjadi seorang pemenang dalam hidup. Kita dibekali seperangkat perlengkapan hidup yang sangat hebat berupa pikiran, kehendak bebas dan hati nurani. Modal yang seharusnya dipergunakan secara optimal dalam setiap perjalanan kesuksesan Para manusia.

Apa saja hal yang HARUS kita  ketahui untuk menjadi seorang pemenang sejati?

Ingatlah selalu, bahwa menjadi pemenang tidak berarti selalu menang

Tetapi tetap tenang ketika mengalami kegagalan dan tidak panik ketika mengalami kekalahan. Bagi seorang pemenang, kekalahan hanyalah sementara dan kegagalan hanyalah keberhasilan yang tertunda.

Pemenang dalam Hidup adalah Pribadi yang berani menghadapi Kehidupan, tidak gentar menghadapi tantangan, tidak takut menghadapi kesulitan, tidak bergantung pada situasi, dan tidak dikalahkan oleh hal-hal negatif.

Jadikan Orang Lain sebagai Motivator, Guru dan Cermin yang Baik

Belajarlah dari keberhasilan dan kegagalan mereka. Tidak ada untungnya kalau merasa sombong atau lebih hebat dalam beberapa bidang dibanding orang lain. Dan tidak ada hal yang perlu dijadikan alasan untuk berkecil hati seandainya kita tidak segemilang mereka dalam bidang lainnya.

Seorang pemenang adalah orang yang Berani Mengambil Resiko

Semua hal berharga dalam hidup ini harus diraih dengan keberanian. Kalau semua faktor sudah diperhitungkan, lakukanlah apapun yang dapat meningkatkan kualitas hidup.

Hanya seorang pemenang yang bisa Berpikir sebagai Seorang Pemenang.

Pikiran adalah potensi dan kekuatan yang bisa membangun atau merusak hidup tergantung bagaimana kita mengarahkannya. Arahkanlah selalu pikiran Para kita untuk memikirkan hal-hal yang mulia, yang benar, yang adil, yang penting dan yang membahagiakan.

Berkata sebagai Seorang Pemenang

Cari kata-kata positif untuk diri kita, dan jadikan kata-kata positif itu sebagai alat untuk memperkuat jiwa, bukan untuk melemahkan. Lebih baik kita berkata, "Aku akan segera sembuh" daripada "Aku sudah bosan berobat tetapi tidak ada hasil". Atau, "Kalau hari ini aku tidak beruntung, masih ada hari esok" lebih baik daripada "Aku memang sedang sial hari ini!"

Bersikap sebagai Seorang Pemenang

Seorang pemenang akan bersikap aktif, rajin, ulet, jujur dan tidak mudah menyerah. Jika setiap hari kita melatih kebiasaan bertindak sebagai seorang pemenang, maka kita betul-betul melatih otot-otot jiwa kita menjadi otot seorang pemenang. Jangan biarkan jiwa kita lemah sehingga kita selalu mengalami kekalahan. Berusahalah terus untuk mengembangkan sifat-sifat pemenang. Rendah hati, berani, tekun, berjiwa besar, dan hindari sifat pengecut atau menyalahkan orang lain, egois, iri hati, sombong, pemarah dan suka menunda.

Bertekunlah untuk Meraih Apa yang kita  Inginkan

Jangan mudah kecewa dan putus asa ketika menghadapi hambatan. Jangan pernah menyerah dalam keadaan apapun. Orang-orang besar sepanjang sejarah, telah membuktikan bahwa banyak hal sulit dan tampak tidak mungkin, bisa didobrak oleh ketekunan.

Seorang pemenang adalah seoarang yang mengHargai Dirinya,

Perhatikanlah sikap, ucapan dan penampilan Para pelopor. Diawali dari menghargai diri kita sendiri, maka kita akan bisa menghargai orang lain. Dan ketika kita menghargai orang lain, maka merekapun akan menghargai kita.

Serang pemenang adalah orang yang selalu berusaha untuk Mengendalikan Diri

Jadilah pemenang atas diri sendiri, maka kita akan lebih mudah menjadi pemenang dalam lingkup yang lebih luas. Sebagai contoh, kita bisa mulai untuk jujur pada diri sendiri, kendalikan emosi, latihan disiplin diri dan bersikaplah tenang dalam menghadapi berbagai situasi.

Tidak Ada Salahnya, Berani Mengalah untuk Menang

Seorang pemenang tidak akan NGOTOT memenangkan perdebatan dan pertengkaran. Hanya orang berjiwa pengecut yang ingin memuaskan harga dirinya dengan kemenangan semu.

Putuskan untuk Berani Berubah

Kehidupan seorang pemenang ditandai dengan perubahan-perubahan ke arah yang lebih baik, lebih menyenangkan dan lebih berhasil. Jangan mengharapkan situasi atau orang lain yang akan mengubah hidup kita. kita sendiri yang bertanggung jawab memperbaiki dan meningkatkan kualitas hidup kita.

Bergembiralah atas Setiap Kemenangan yang kita Raih

Ketika kita berhasil melakukan apa yang sudah direncanakan, ketika berhasil mendisiplinkan diri, ketika berhasil menyelesaikan konflik dengan baik, ketika tidak lagi membohongi orang lain, dan masih banyak lagi hal lain yang berhasil kita menangkan. Besar atau kecil kemenangan yang sudah kita capai, teruskan usaha , dan nikmatilah banyak kejutan menyenangkan yang akan menghiasi perjalanan hidup anda.

Ingatlah juga, bahwa ada proses yang akan kita lalui dalam hal ini. Dan akhirnya... keputusan ada di tangan kita sendiri. Ingin menjadi seorang pemenang ataukah sebaliknya, menjadi seorang pengecut yang merasa dirinya sebagai seorang pemenang.

Pemenang sejati adalah ia yang bisa memenangkan orang lain yang belum penah menang!!!!!!!!!


Kamis, 11 Juli 2013

  KUMPULAN KULTUM RAMADHAN

Assalamu'alikum.wr.wb. 

Orang yang Pandai

Teringat ketika kita masih kecil, maka orang tua kita sering mendoakan kita menjadi orang yang pandai atau pintar. Memang kepandaian merupakan satu hal yang menjadi tolok ukur kesuksesan seseorang. Tapi apakah kepandaian itu? Mungkin dari kita ada yang menghitung berdasarkan IQ. Tapi kasihan juga orang yang ditakdirkan dilahirkan dengan IQ yang rendah, mereka tidak akan pernah menjadi orang pintar. Bahkan kepintaran dijadikan iklan obat anti masuk angin.
Yang menarik dalam Islam, kepandaian itu dapat diraih oleh setiap orang, walaupun IQ nya tidak tinggi. Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bersabda:
hadits-pandai
“Orang yang pandai adalah yang menghisab (mengevaluasi) dirinya sendiri serta beramal untuk kehidupan sesudah kematian. Sedangkan orang yang lemah adalah yang dirinya mengikuti hawa nafsunya serta berangan-angan terhadap Allah SWT.” (HR. Imam Turmudzi, ia berkata, ‘Hadits ini adalah hadits hasan’)
Jadi ada dua parameter orang yang pandai yaitu orang yang sering bermuhasabah dan melakukan amal untuk persiapan setelah meninggal.
Muhasabah
Muhasabah dari kata hisab yang berarti perhitungan atau melakukan evaluasi. Kesibukan aktifitas kita terkadang melupakan kita untuk mengevaluasi sejauh mana progres aktifitas dan menilik hal apa yang kurang dan perlu diperbaiki. Padahal evaluasi itu perlu dilakukan, agar kita bisa bernafas dan menata ulang kehidupan kita.
Al Quran menyuruh kita untuk muhasabah [QS. Al-Hasyr 18]:
qs-059-018
“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Sahabat Umar r.a. berkata:
”Hisablah (evaluasilah) diri kalian sebelum kalian dihisab, dan berhiaslah (bersiaplah) kalian untuk hari aradh akbar (yaumul hisab). Dan bahwasanya hisab itu akan menjadi ringan pada hari kiamat bagi orang yang menghisab (evaluasi) dirinya di dunia.”
Pernyataan sahabat Umar r.a. diatas bermakna bahwa semakin sering kita melakukan muhasabah maka semakin lebih sering memperbaiki diri dan semakin ringan hisab di yaumil akhir. Oleh karena itu, muhasabah bisa dilakukan tiap hari, pekanan, bulanan atau tahunan.
Muhasabah tidak hanya bermanfaat untuk akhirat tapi juga untuk kehidupan dunia. Bill Gates, seorang milyuner, selalu menyempatkan untuk beristirahat seminggu atau “think week” dalam enam bulan sekali dari kepenatan di perusahaannya, Microsoft. Dia akan beristirahat disuatu tempat yang sunyi dan membaca buku sekitar 18 jam sehari. Dari kesempatan untuk berkontemplasi tersebut, muncul ide-ide segar dalam pengembangan software.
Beramal untuk Bekal
Selain itu, Rasulullah saw. juga menjelaskan kunci kesuksesan yang kedua, yaitu action after evaluation. Artinya setelah evaluasi harus ada aksi perbaikan. Dan hal ini diisyaratkan oleh Rasulullah saw. dengan sabdanya dalam hadits di atas dengan ’dan beramal untuk kehidupan sesudah kematian.’ Potongan hadits yang terakhir ini diungkapkan Rasulullah saw. langsung setelah penjelasan tentang muhasabah. Karena muhasabah juga tidak akan berarti apa-apa tanpa adanya tindak lanjut atau perbaikan.
Orang yang pandai bukan hanya bisa bekerja atau mengumpulkan harta, tetapi orang yang juga beramal sholeh untuk hari kemudian. Orang tersebut akan sibuk beraktifitas dan juga berinfaq atau membantu sesama agar mendapatkan pahala di hari akhir. Dalam surat Al Qashash 77, Allah SWT berfirman:
qs-028-077
“Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi.”
Bahkan dalam ayat ini disebutkan keutamaan terhadap bekal di dunia, dengan tidak melupakan kebahagiaan di dunia. Beginilah pola hidup yang patut ditiru sehingga terjadi keseimbangan dalam kehidupan kita agar kebahagiaan di dunia dan akhirat bisa diraih.
Secara ringkas, kepandaian yang hakiki dapat dicapai oleh setiap orang. Kepandaian itu dapat digapai dengan melakukan muhasabah secara berkala dan beramal untuk kehidupan di dunia dan akhirat. Semoga kita mendapatkan petunjuk dari Allah SWT untuk menjadi seorang muslim yang pandai.
Kaitkata: 
Teman sekalian,
Coba dibayangkan, seandainya anda adalah seorang pelari nasional yang akan diutus oleh KONI untuk mengikuti lomba lari marathon dunia di Ontario, Kanada. Event tahunan ini merupakan ajang pelari menunjukkan kebolehannya dengan hadiah yang luar biasa. Untuk menghadapi lomba ini, anda akan mempersiapkan fisik dan mental jauh hari sebelum lomba.
Diantara latihan fisik yang anda lakukan adalah lari dalam jarak tertentu seperti 5, 10, 20 atau 25 km. Bahkan anda perlu mencoba lari sampai sekitar 40 km, untuk menyamai jarak yang akan dilombakan. Bisa dibayangkan kalau anda tidak melakukan latihan sampai 40 km, bisa-bisa ketika hari lomba tidak sampai finish. Hal ini menunjukkan bahwa latihan harus diusakan sesuai dengan yang akan dilombakan.
Untuk kesiapan mental terhadap cuaca di Ontario dan penduduk sekitarnya, maka anda tentunya akan tinggal di kota tersebut beberapa minggu sebelum lomba. Anda harus menyesuaikan suhu yang lebih dingin di kota tersebut. Diharapkan pada saat lomba nantinya, tubuh kita sudah siap dan tidak bakal kedinginan atau sakit perut yang bisa menyebabkan kegagalan anda.